PUSTAKAWAN IAIQ MENDAPATKAN UNDANGAN BEDAH BUKU DAN SILATURRAHMI PEGIAT LITERASI

PUSTAKAWAN IAIQ MENDAPATKAN UNDANGAN BEDAH BUKU DAN SILATURRAHMI PEGIAT LITERASI

Oleh: Fikri Farikhin

Bedah Buku dan Peran Pegiat Literasi dalam Membangun Masyarakat Berbudaya Baca

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, literasi masih tetap menjadi landasan utama bagi perkembangan intelektual suatu masyarakat. Salah satu kegiatan yang semakin berkembang dan memiliki dampak positif dalam dunia literasi adalah bedah buku. Bedah buku tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga mendiskusikan, menganalisis, dan memahami lebih dalam setiap karya literatur. Seiring dengan itu, peran pegiat literasi semakin krusial dalam membentuk masyarakat yang gemar membaca dan berbudaya literasi.

I. Bedah Buku: Membongkar Cerita, Mendalami Makna

Bedah buku merupakan kegiatan yang melibatkan pembaca dalam menggali dan mendalami isi suatu karya literatur. Bedah buku lebih dari sekadar membaca, namun juga meramu pemahaman yang lebih mendalam. Peserta bedah buku berkumpul untuk membahas setiap aspek dari buku yang telah mereka baca. Diskusi ini tidak hanya memperluas wawasan pembaca, tetapi juga membuka peluang untuk menggali interpretasi yang berbeda-beda.

Bedah buku seringkali melibatkan pertanyaan kritis, refleksi, dan pertukaran gagasan. Ini memungkinkan peserta untuk melihat buku dari berbagai perspektif, mengenali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta memperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh tentang konteks dan tujuan penulis.

II. Peran Pegiat Literasi: Jembatan Menuju Masyarakat Berbudaya Baca

Pegiat literasi adalah mereka yang secara aktif terlibat dalam mempromosikan dan meningkatkan tingkat literasi di masyarakat. Mereka memainkan peran penting sebagai agen perubahan dalam membawa perubahan perilaku membaca di masyarakat. Beberapa peran kunci pegiat literasi adalah sebagai berikut:

Pendekar Buku:
Pegiat literasi adalah pahlawan yang berjuang untuk meningkatkan minat membaca. Mereka mengorganisir kegiatan bedah buku, lokakarya literasi, dan membentuk kelompok baca bersama untuk merangsang minat baca masyarakat.

Penghubung Budaya:
Pegiat literasi berperan sebagai penghubung antara masyarakat dan dunia literasi. Mereka membawa buku-buku ke komunitas, menyelenggarakan pameran buku, dan mendukung inisiatif pustaka keliling untuk memastikan bahwa buku-buku dapat diakses oleh semua kalangan.

Pemotivasi Literasi:
Melalui kegiatan publik, seminar, dan program literasi, pegiat literasi menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi individu untuk mulai membaca dan mengembangkan kegemaran literasi.

Kurator Budaya Baca:
Pegiat literasi tidak hanya mempromosikan buku-buku populer, tetapi juga mengenalkan karya-karya sastra dari berbagai genre dan penulis. Mereka menjadi kurator budaya baca yang membantu masyarakat menghargai dan merayakan keanekaragaman literatur.

Advokat Literasi Digital:
Di era digital, pegiat literasi juga menjadi advokat penting literasi digital. Mereka membimbing masyarakat untuk menggunakan teknologi sebagai sarana literasi, memanfaatkan platform digital untuk membaca dan berbagi ide.

III. Kesimpulan: Membangun Masyarakat Berbudaya Baca

Bedah buku dan peran pegiat literasi adalah dua elemen yang saling melengkapi dalam membangun masyarakat berbudaya baca. Dengan bedah buku, kita membuka jendela pengetahuan dan wawasan, sementara pegiat literasi memastikan bahwa jendela tersebut terbuka lebar bagi semua kalangan masyarakat.

Masyarakat berbudaya baca bukan hanya masyarakat yang memiliki akses terhadap literatur, tetapi juga masyarakat yang memiliki kemampuan membaca kritis, menganalisis informasi, dan menghargai keindahan kata-kata. Melalui bedah buku dan peran pegiat literasi, kita dapat bersama-sama membentuk masyarakat yang memiliki fondasi literasi kokoh, memajukan intelektualitas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan.

Esok hari, tanggal 11 Desember, Pustakawan Institut Agama Islam Al-Qodiri mendapatkan undangan bedah buku dan silaturrahmi pegiat literasi dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kabupaten Jember di Gedung Pertemuan ITS MANDALA Jember.

Semoga dengan adanya undangan ini, akan menambah relasi pustakawan Institut Agama Islam Al-Qodiri dengan Institusi yang lain yang akhirnya membawa kemajuan untuk Perpustakaan Institut Agama Islam Al-Qodiri.

admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *